Makalah: Cacing Usus (Trematoda Usus)
Selasa, 25 Maret 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang trematoda usus (fasiliopsis buski) dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran adalah dari keluarga fasciolidae,echinostomatidae dan heterophyidae. dalam daur hidup trematoda usus tersebut,seperti pada trematoda lain,diperlukan keong sebagai hospes perantara I,tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista ,berlanjut menjadi redia dan serkaria.serkaria yang di bentuk dari redia ,kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air.tujuan akhir serkario tersebut adalah hospes perantara II,yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar,bebrapa jenis ikan air tawar atau tumbuh-tumbuhan air.
Manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan hospes perantara II yang tidak di masak sampai matang.
B. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini kami bertujuan agar makalah ini dapat di gunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan selain itu makalah ini di buat sebagai wujud tugas dari mata kuliah parasitologi,harapan penulis semoga makalah ini dapat di gunakan sebagaimana mestinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang di dapatkan pada manusia atu hewan.trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar di antara treramatoda lain yang di temukan pada manusia.
Cacing ini pertama kali di temukan oleh busk (1843) pada otoupsi seorang pelaut yang meninggal di London
B. Hospes Dan Nama Penyakit
Kecuali manusia dan babi yang dapat menjadi hospes definitif cacing tersebut,hewan lain seperti anjing dan kelinci juga dapat di hinggapi.penyakit yang di sebabkan cacing ini di sebut ;fasiolopsiasis
C. Distribusi Geografis
Fasciolopsis buski adalah cacing trematoda yang sering di temukan pada manusia dan babi di RRC. cacing ini juga dilaporkan dari berbagai Negara seperti Taiwan,Vietnam,Thailand,India,dan Indonesia.
D. Morfologi Daur Hidup
Cacing dewasa yang di temukanpada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5cm dan lebar 0,8-2,0cm.bentuknya agak lonjong dan tebal.biasanya kutikulum di tutupi duri-duri kecil yang letaknya melintang.duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus.batil isap berukuran kira-kira ¼ ukuran batil isap perut. saluran pencernaan terdiri dari prefaring yang pendek,faring yang menggelembung,eshofagusyang pendek,serta sepasang sekum yang tidak bercabang,dengan dua identasi yang khas.dua buah testis yang bercabang cabang letaknya agak tandem di bagian posterior dari cacing.pitelaria letaknya lebih lateral dari sekum,meliputi badan cacing setinggi batil isap perut sampai keujung badan ovarium bentuknya agak bulat.uterus berpangkal pada ootip,berkelok-kelok kearah anterior badan cacing,ukurang bermuara pada atrium genital,pada sisi anterior batil isap perut.
Telur berbentuk agak lonjong berdingding tipis transparan,dengan sebuah operculum yang nyaris terlihat pada sebuah kutubnya,berukurang panjang 130-140mikron dan lebar80-85mikron.setiap ekor cacing dapat mengeluarkan 5000-48000betir telur sehari.telur-telur tersebut dalam air bersuhu 70derajat sampai 32derajat C,menetas setelah 3-7 minggu.mirasidium yang bersilia keluar dari telur yang menetas,berenang bebas dalam air untuk masuk ke dalam tubuh hospes perantara I yang sesuai.biasanya hospes perantara I tersebut adalah keong air tawar,seperti genus segmentina,hippeutus,dan gyraulus,dalam keong, mirasidum tumbuh menjadi sporokista yang kemudian berpindah ke daerah jantung dan hati keong.bila sporokista matang menjadi koyak dan melepaskan banyak radia induk.dalam radia di bentuk banyak radia anak,yang pada giliranya membentuk serkaria,sarkaria ini seperti miresidum yang dapat berenang bebas dalm air,berbentuk seperti kecebong ,ekornya melurus dan meruncing pada ujungnya,berukurang kira-kira 500mikron dengan badan agak bulatdengan berukuran 195mikron x 145mikron.
E. Patologi Dan Gejala Klinis
Cacing dewasa fasciolopsis buski,melekat denan perantara batil isap perut pada mukosa usus muda seperti duodenum dan yeyenum,cacing ini memakan isi usus,maupun permukaan mukosa usus,pada tempat pelekatan cacing tersebut terdapat peradangan ,tukak(ulkus),maupun abses,apabila terjadi erosi kapiler pada tempat tersebut ,maka timbul pendarahan,cacing dalam jumlah besar dapat menyebabkan sumbatan yang menimbulkan gejala ileus akut.
Gejala klinis yang dini pada akhir masa inkubasi ,adalah diare dan nyeri,uluhati (epigastrium) diare yang mulanya di selingi konstipasi,kemudian menjadi persisten,warna tinja menjadi hijau kuning,berbau busuk dan berisi makanan yang tidak di cerna,pada beberapa pasien nafsu makan cukup baik atau berlebihan walaupun ada yang mengalami gejala mual,muntah,atau tidak memiliki selera (semua ini tergantung dari berat ringanya penyakit)
F. Diagnosis
Sering gejala klinis seperti di atas di dapatkan di suatu daerah pada ademi,cukup untuk menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis namun diagnosa pasti dengan menemukan telur dalam tinja.
G. PENGOBATAN
Obat yang efektif untuk penyakit ini adalah diklorofen ,niklosamid,dan prazikuantel.
H.PROGNOSIS
Penyakit ini yang berat dalam menyebabkan kematian,akan tetapi bila di lakukan pengobatan sedini mungkin masih dapat memberi harapan untuk sembuh,masalah yang penting adalah reinfeksi yang sering terjadi pada penderita.
I. EPIDEMIOLOGI
Infeksi pada manusia tergantung pada kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang mentah dan tidak di masak sampai matang.membudidayakan tumbuh-tumbuhan air di daerah yang tercemar dengan kotoran manusia maupun babi,dapat menyebarluaskan penyakit tersebut,kebiasaan mengenai defekasi,pembuangan kotoran ternak dan cara membudidayakan tumbuh-tumbuhan air untuk konsumsi harus di ubah atau di perbaiki,untuk mencegah meluasnya penyakit fasiolopsiasis.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Cacing trematoda fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang di dapatkan pada manusia atau hewan.trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar Cacing trematoda fasciolopsis buski pertama kali di temukan oleh busk (1843),cacing ini bias sangat berbahaya bila si penderita tidak segera mengobati di karenakan penderita penyakit ini dapat mengalami kematian,akan tetapi bila segera di obati ingsyaallah akan sembuh juga.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan di masa mendatang, amien yaa robbal alamien.
DAFTAR PUSTAKA
Gandahusada srisasi.parasitologi kedokteran.edisi ke tiga.fakultas kedokteran universitas Indonesia.jakarta