Makalah: Apes (Kelas Apes, Morfologi, Struktur, Fisiologi dan Klasifikasi Vertebrata)
Kamis, 08 Mei 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Aves)
Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung memiliki struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat mereka kuat namun ringan. Adaptasi lain yang mengurangi berat burung adalah tidak adanya beberapa organ, misalnya :
1. Pada burung betina yang hanya memiliki satu ovarium.
2. Selain itu burung modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi yang mengurangi bobot kepala.
3. Adaptasi lainnya seperti Makanan yang tidak dikunyah dalam mulut tetapi digerus di dalam empedal (organ pencernaan yang terletak dekat lambung).
4. Paruh burung yang terbuat dari keratin, terbukti sangat adaptif selama evolusi burung dan terdapat dalam beragam bentukyang sesuai dengan jenis makanan yang berbeda-beda.
Saat terbang burung memerlukan banyak sekali pengeluaran energi dari metabolisme aktif. Burung merupakan hewan endodermik yang menggunakan panas metabolismenya sendiri untuk mempertahankan suhu tubuh yang hangat dan konstan. Bulu dan lapisan lemak pada beberapa spesies memberikan penyekatan yang memungkinkan unggas untuk mempertahankan panas yang dihasilkan dari metabolisme tersebut.
Sistem pernafasan yang efisien dan sebuah sistem peredaran darah dengan sebuah jantung empat-ruang menjaga agar jaringan tetap mendapat suplai oksigen dan zat-zat makanan yang mencukupi, sehingga mendukung laju metabolisme yang kuat. Paru-paru yang efisien memiliki pipa halus yang menuju ke dan dari kantung udara elastis yang membantu membuang panas dan mengurangi kerapatan tubuh.
Untuk penerbangan yang aman, dibutuhkan alat indera yang tajam untuk penglihatan. Burung memiliki mata yang sangat bagus, mungkin yang terbaik diantara semua vertebrata.
Secara proporsional, otak burung lebih besar dibandingkan dengan otak reptile dan amfibi, burung umumnya memperlihatkan perilaku yang sangat kompleks. Tingkah laku burung umumnya sangat rumit selama musim kawin. Karena telur sudah bercangkang saat dikeluarkan, fertilisasi harus terjadi secara internal. Kopulasi melibatkan kontak antara lubang pasangan kawin tersebut, yaitu lubang bukaan kloakanya masing-masing. Setelah telur diletakkan, embrio burung harus dipertahankan dan dijaga supaya tetap hangat dengan di erami oleh induk betina, induk jantan, atau keduanya, bergantung pada spesies.
Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap. Sayap burung merupakan Airfoil yang menggambarkan prinsip aerodinamika yang sama seperti sayap pesawat terbang. Untuk menyediakan kekuatan untuk terbang, burung mengepakkan sayapnya dengan cara kontraksi otot pectoral (dada) besar yang ditambatkanke suatu taju (keel) pada tulang dada. Beberapa burung, seperti burung rajawali dan elang, memiliki sayap yang diadaptasikan untuk meluncur hanya dengan bantuan aliran udara maupun tiupan angin dan hanya sekali mengepakkan sayapnya. Burung lain seperti burung kolibri, harus mengepakkan sayapnya terus menerus untuk mempertahankan dirinya tetap melayang di udara. Pada kedua kasus tersebut, bentuk dan pengaturan bulu itulah yang membentuk sayap menjadi suatu airfoil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelas Aves
Kelas Aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dariempat ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena gigi-giginya telah menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk dan berkembang biak dengan bertelur.
Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai. Aves adalahhewan paling dikenal orang karena dapat dilihat dimana-mana, aktif pada sianghari, dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tubuh dapat mengatur suhunya dan berfungsi juga untuk terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua tempat. Warna dan suara dari beberapa aves merupakan daya tarik dan mempunyai nilai ekonomi.
Beberapa jenis aves merupakan bahan makanan sebagai sumber protein. Ilmu yang mempelajari burung disebut Ornithologi. (Jasin, 1992).
Burung atau aves adalah salah satu kelompok yang paling banyak dan paling terkenal di dunia. Mereka berdarah panas seperti mamalia tetapi lebihdekat kekerabatannya dengan reptil, mereka berkembang sejak 135 juta tahun yang lalu. Semua burung lebih dulu bernenek moyang dari fosil burung pertama, yaitu Archaeopteryx. (Mac Kinnon, 1991).
Aves adalah vertebrata yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : adanya bulu yang menutupi tubhnya, anggota gerak depan sudah termodifikasi menjadi sayap, anggota gerak belakang teradaptasi untuk berjalan, berenan dan bertengger, pada tungkai terdapat sisik, rahang bawah tidak mempunyai gigi,mulut termodifikasi menjadi paruh, jantung terdiri dari empat ruang, mempunyai kantong udara atau kantong hawa (air sac) yang berperan dalam membantu sistem pernapasan terutama pada saat terbang, berkembang biak dengan bertelur (oviparous) (Novarino, 2009).
Begitu banyak ciri-ciri dari kelas aves ini.
Dasar penting untuk mengidentifikasi di lapangan ada beberapa cara yaitu :
1. Menentukan ukuran dapat dilakukan dengan membandingkan ukuran burung yang telah dikenalumumya,
2. Bentuk burung tersebut gemuk, langsing, mempunyai ekor, danleher pendek atau panjang, sayap pendek dan membulat atau panjang dan meruncing,
3. Susunan warna ada perbedaan yang nyata pada susunan warna atau tidak, punya garis mata atau tidak, punya garis pada sayap atau tidak, dan ada atau tidaknya bintik pada badan,
4. Berbentuk kerucut paruhnya, langsing,bulat, pendek, panjang, lurus atau melengkung,
5. Kaki pendek, sedang, ataupanjang, berselaput atau tidak, berlobus atau tidak,
6. Cara yang tidak kalahpentingnya dalam mengidentifikasi burung adalah dengan mengenali suaranya.(Priyono, 1991).
Suara sebagian besar burung adalah seistimewa penampilannya. Apalagi pada beberapa spesies, seperti burung yang suka mengoceh, suara mungkin menjadi satu- satunya karakter diagnosa lapangan.
Seorang pengamat burung berjalan melintasi hutan biasanya akan mendengar jauh lebih banyak suara burung atau dari pada melihatnya. Ornithologiist yang hebat mengabaikan informasi yang benar-benar penting jika tidak mendengar untuk mengenal suara burung-burung yang berbeda (Mac Kinnon, 1991).
Aves hidup di darat. Kelompok ini dibedakan menjadi dua berdasarkan kemampuan terbangnya, yaitu karinata dan ratita. Burung yang tergolong karinata memiliki taju dada (carina). Taju dada berfungsi menyokong ototdadanya yang besar. Otot dada memberikan kekuatan terbang. Pada penguin contohnya pinguin gentoo (Pygoscelis papua), yang merupakan karinata yang tidak terbang, otot dadanya digunakan untuk berenang di laut mencari makanan (Mac Kinnon, 1991).
B. Morfologi Aves
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
· Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
· Plumae, Bulu yang sempurna.
· Barbae
· Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
· Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
· Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
o Tectrices, bulu yang menutupi badan.
o Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
o remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
o Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
o Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
o Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/ bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan membantu menghangatkan telur saat pengeraman.
C. Fisiologi
1. Sistem Rangka
a. Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi tulang burung adalah sebagai berikut :
· Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
· Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
· Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
· Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
· Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
b. Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
· Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
· Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
· Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
· Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
· Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
· Korakoid : Penghubung tulang dada.
· Tulang dada : Tempat melekatnya otoT untuk terbang.
· Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
· Pelvis : Penghubung tulang ekor.
· Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
· Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
· Tulang paha : Untuk persendian.
2. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi, yang berfungsi untuk mengambil makanan
2. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut danTanduk.
3. Faring: berupa saluran pendek,
4. Esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
5. Lambung terdiri atas:
- Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal.
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”,
6. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas.
- Sistem Pencernaan burung
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung kelenjar . Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.
Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis. Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
- Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
3. Sistem Pernafasan
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus. Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parabronkus. Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus, dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
a. Lubang hidung
b. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
c. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun disepanjang trakea.
d. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring terdapat selaput yang mudah bergetar.
Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringialis.
e. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri
f. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
g. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah.
Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana mekanisme pernapasan pada burung.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik atau vena dibedakan atas:
1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis menuju jantung.
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari bagian bawah tubuh ke jantung.
3. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
4. Sistem Eksresi
Burung merupakan salah satu hewan yang mempunyai manfaat yang tidak terhingga bagi manusia diantaranya ada beberapa jenis burung seperti kalkun, bebek, angsa, ayam yang sudah dari dulu kita sudah terbiasa untuk mengonsumsi, baik daging dan telur yang mereka hasilkan sebagai makanan yang mengandung protein yang baik bagi kesehatan tubuh manusia.
Sistem ekskresi pada aves bisa kita lihat pada jenis burung di mana burung memiliki ginjal, paru-paru dan kulit, alat-alat tersebut merupakan alat ekskresi. Bisa dilihat lebih jauh adalah bila Anda memelihara burung bahwa burung itu mempunyai ginjal yang warnanya coklat dan ginjal yang dimiliki burung adalah sepasang, jadi satu sama lain tentunya mempunyai fungsi yang saling menguntungkan.
Burung di dalam sistem pencernaannya akan mengeluarkannya dalam bentuk asam urat dan garam yang merupakan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh, sehingga dengan adanya sistem ekskresi pada aves ini akan memudahkan aves dalam beraktivitas dan juga agar metabolisme tubuh pada aves bisa semakin sehat dan terpelihara dengan baik.
5. Sistem Saraf
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat.
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung di waktu terbang.
Pada retina mata burung ada dua macam sel indra penerima rangsang cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah sedangkan sel kerucut peka terhadap cahaya yang kuat. Burung malam memiliki retina yang banyak mengandung sel batang. Burung siang memiliki banyak sel kerucut. Lensa mata pada burung mempunyai akomodasi yang baik
6. Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
a. Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian- permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan- epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
b. Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,- bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
d. Fungsi bagian-bagian telur aves :
o Titik embrio –> bagian yang akan berkembang menjandi embrio
o Kuning telur –> cadangan makanan embrio
o Kalaza –> menjaga goncangan embrio
o Putih telur –> menjaga embrio dari goncangan
o Rongga udara –> cadangan oksigen bagi embrio
Jantung burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya adalah 108°F (42°C). Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat kematian pada binatang darat, sangat penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang tinggi yang diperlukan oleh burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme tubuh yang cepat ini.
Dari semua jenis hewan, burung (kelas Aves) termasuk salah satu hewan yang mudah dikenal oleh manusia karena keunikanya. Struktur yang paling menonjol pada burung adalah bulu yang khas (feathers). Berfungsi sebagai penutup tubuh dan sebagai isolator yang ikut mengatur suhu tubuh. Fungsi lainnya adalah membantu proses saat terbang. Kemampuan terbang memungkinkan burung mendiami beberapa habitat yang tidak terjangkau oleh hewan lain. Warna dan suara burung yang indah sangat menarik perhatian manusia. Nama burung yang klasik dalam bahasa Yunani adalah ornis, dan dalam bahasa latin adalah aves. Studi tentang burung disebut ornithologi.
7. Sistem Transportasi
Sistem transportasi pada hewan Aves hampir mempunyai kesamaan dengan sistem transportasi pada manusia, yaitu sistem transportasi Aves dan Manusia dibangun oleh dua organ penting seperti pembuluh darah dan jantung.
Aves menyatakan bahwa jantung pada hewan tersebut terdiri atas empat wilayah, diantaranya serambi kanan dan serambi kiri, serta bilik kanan dan bilik kiri. Di mana diantara keduanya dibatasi oleh sebuah sekat yang sangat sempurna.
Sekat yang terdapat diantara serambi dan bilik pada jantung Aves sangat bermanfaat untuk memisahkan udara yang mengandung oksigen dengan karbon dioksida, dengan demikian kedua udara tersebut tidak bercampur menjadi satu. Peredaran darah pada biologi kelas 10 Avesmerupakan jenis peredaran darah ganda dan tertutup.
8. Sistem sirkulasi Aves
Alat ekskresi burung adalah paru-paru, ginjal, kulit, dan kloaka. Paru-paru dan kulit berfungsi untuk membuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air. Burung mengekskresikan asam urat sebagai limbah nitrogen yang utama. Asam urat diekskresikan dalam bentuk pasta.
Burung mempunyai sepasang ginjal yang terletak di bagian kiri dan kanan tulang pinggang. Urine yang dihasilakn dikeluarkan tubuh melalui kloaka.
Burung laut seperti bangsa Pelican mempunyai organ tambahan untuk tetap bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, burung ini minum air laut yang mempunyai konsentrasi garam tinggi. Garam ini kemudian diekstrak oleh dua kelenjar garam yang terdapat di kepalanya dan dikeluarkan melalui lubang hidungnya. Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar garam lebih asin daripada darah
D. Ciri-Ciri Kelas Aves
a. Tubuhnya tertutup oleh bulu yang khas (feathers)
b. Anggota gerak (tungkai) dua pasang. Tungkai depan berupa sayap yang berfungsi untuk terbang. Tungkai belakang berfungsi untuk bertengger, berjalan atau berenang. Tiap-tiap kaki umumnya mempunyai empat buah jari.
c. Kerangkanya merupakan material yang tipis, kuat dan mengalami osifikasi yang sempurna.
d. Mulutnya berupa paruh yang menonjol dengan selubung zat tanduk.
e. Jantung terdiri dari empat ruangan (dua buah antrium dan dua buah ventriculus). Eritrosit bernukleus dengan bentuk oval dan bikonveks.
f. Bernafas dengan paru-paru dan memiliki kantong-kantong udara, kotak suara (syrinx) terdapat pada pangkal trachea.
g. Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat, burung betina umumnya hanya mempunyai ovarium dan oviduct sebelah kiri saja.
h. Nervus cranialis ada 12 pasang.
i. Suhu tubuh teratur sehingga relatif tetap (homoiotherm).
j. Fertilisasinya berlangsung di dalam tubuh burung betina. Sel telur ini dibungkus oleh cangkang yang keras. Dalam perkembangan embrionalnya terdapat selaput seperti amnion, chorion, yolk sac dan allantois.
E. Klasifikasi Vertebrata (Aves) :
Burung termasuk dalam kelas aves dan beranggotakan lebih kurang 9000 spesies. Meski burung tidak mempunyai gigi dan hanya memiliki ekor, hewan ini mempunyai kesamaan ciri dengan reptil, seperti bentuk tubuh, sisik kaki, paruh yang keras dan termasuk hewan ovivar yang menghasilkan telur amniotik bercangkang keras.
Klasifikasi burung berdasarkan tipe paruh, habitat dan tingkah laku. Keberagaman terlihat dari beragamnya ordo, antara lain burung pemburu yang memiliki paruh menukik dan cakar tajam, burung pantai yang memiliki paruh yang ramping dan tajam serta tungkai yang panjang, burung pelatuk yang berparuh seperti pahat dengan tipe kaki penggenggam, burung air yang mempunyai jari bersirip dan paruh lebar, penguin yang memodifikasi sayap seperti dayung, dan burung pengicau yang memiliki tipe kaki untuk bertengger.
Burung adalah satu-satunya hewan modern yang berbulu. Bulu tersebut merupakan modifikasi dari sisik reptile.
Ada dua jenis bulu, yaitu bulu terbang dan bulu bawah yang berguna untuk menghalangi hilangnya panas tubuh. Hal tersebut penting karenaburung termasuk hewan homeoterm yaitu hewan yang memelihara suhu konstan dan relative tetap tinggi. Sehingga tetap dapat aktif walau cuaca dingin.
Berdasarkan susunan anatominya, bulu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Plumae,merupakan bulu yang memberi dasar bentuk tubuh yang berada pada sayap dan ekor, berfungsi untuk terbang.
b. Plamulae,bulu yang terdapat pada burung yang masih muda dan pada burung yang sedang mengerami telur, berfungsi sebagai isolator (misalnya, suhu).
c. Filoplumae, bulu yang memiliki rambut. Bulu tersebbut tumbuh di seluruh permukaan tubuh. Berfungsi sebagai sensor.
Tubuh burung tidak sepenuhnya ditumbuhi oleh bulu. Sebagian permukaan kulit yang tidak berbulu disebut apteria sedangkan yang berbuku disebut pterilae.
Bentuk dan struktur tubuh burung sering dihubungkan dengan kemampuannya untuk terbang. Hal demikian berkaitan dengan dimilkinya tulang berronga udara yang sangat ringan. Paruh dapat meggantikan fungsi rahang serta mempunyai leher ramping, tulang dada burung agak luas sesuai untuk penyeimbang tubuh dan dilengkapi oleh otot yang kuat untuk terbang. Otot memperoleh energi melalui oksidasi di dalam tubuh. Oksigen tersebut mengalir satu arah melalui kantong udara (hawa) dan paru-paru. Fungsi kantong hawa (saccus pneumaticus) antara lain untuk membantu pernafasan ketika terbang, membungkus organ dalam agar tidak kedinginan, mencegah hilangnya panas terlalu banyak, mengatur berat jenis tubuh ketika berenang. Dan membantu memperkeras suara. Sistem peredaran darah ganda pad burung sudah lebih sempurna karena jantungnya terdiri atas empat ruang dan darah yang kaya O2 sudah terpisah dari darah miskin O2
Kemampuan terbang burung didukung oleh indra dan sistem saraf yang telah berkembang dengan baik. Daya penglihatan burung sangat kuat dan memiliki refleks otot yang sangat baik. Adanya kemampuan terbang menyebabkan hewan ini dapat bermigrasi dan mencari sumber makanan hingga jauh dari habitat aslinya. Salauran pencernaan burung terdiri atas paruh, rongga mulut, taring esophagus, tembolok, lambung kelenjar, lambung pengunyah, usus halus, usus besar, dan kloaka. Tembolok merupakan pelebaran dari esophagus.
Peranan aves bagi kehidupan manusia
Hampir seluruh potensi yang dimiliki burung telah dimanfaatkan manusia, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun ekonomi. Daging dan telur unggas merupakan sumber lemak dan protein yang dibutuhkan manusia. Keindahan kicauan dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan hiasan kepala oleh sukusuku masyarakat di papua. Begitu juga kemempuan terbang beberapa jenis merpati dimanfaatkan untuk suatu hobi atau diperlombakan.
F. Kelas Aves )
Klasifikasi
|
Nama
|
Catatan
|
Kerajaan
|
Animalia
|
Hewan: sistem Multicelular yang memberi makan oleh konsumsi.
|
Subkingdom
|
Eumetazoa
|
Hewan dengan tubuh yang terbuat dari dua atau lebih pihak simetris.
|
Cabang
|
Bilateria
|
Tubuh dengan dua sisi yang berlawanan simetris.
|
Divisi
|
Chordata
|
Chordata
|
Subphylum
|
Vertebrata
|
Vertebrata
|
Superclass
|
Gnathostomata
|
Vertebrata dengan rahang.
|
Kelas
|
Aves
|
Burung : Vertebrata dengan bulu.
|
1. Subclass Aves
Subclass
|
Deskripsi
|
Archaeornithes
|
Burung primitif
|
Enantiornithes
|
Burung Opposite
|
Benar burung
|
2. Subclass Neornithes
Superorder
|
Nama Umum
|
Paleognathae
|
Ratities & tinamous
|
Neognathae
|
Terbang burung
|
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Aves merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang merupakan bagian dari ekosistem, pada umumnya Aves berhabitat di darat akan tetapi ada pula yang mencari makanan di air.
Ciri-ciri Aves :
1. Anggota gerak depan Aves adalah sayap
2. Berdarah panas
3. Suhu tubuh tetap
4. Fertilisasi secara internal
5. Jantung 2 serambi dan 2 bilik
6. Sekatnya sempurna
7. Alat pernafasan paru-paru dan pundi-pundi hawa (untuk burung-burung yang terbang)
8. Testis sepasang berkembang dengan baik, sedangkan ovarium yang berkembang hanya sebelah kiri.
9. Rangka tubuh terdiri dari tulang-tulang yang kuat dan berisi udara
klasifikasi Aves :
1. Sphenisciformes, contohnya penguin raja
2. Pelecaniformes, contohnya burung camar
3. Anseriformes, contohnyaangsa/soang
4. Galliformes, contohnya merak
5. Columbiformes, contohnya merpati
B. Saran
Dalam system penulisan makalah ini Kami sebagai penulis belum dapat mengakui bahwa makalah ini benar-benar sempurna sesuai dengan aslinya, namun itu penulis membutuhkan saran dan keritikan untuk dapat memperbaiki makalah ini, dan muda-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada generasi penerus bangsa. Secara global.